Nunez Siram Mohamed Salah – Momen pasca-pertandingan seharusnya jadi ajang euforia dan perayaan kemenangan. Tapi siapa sangka, ruang ganti Liverpool justru mendadak jadi pusat perhatian dunia maya setelah aksi tak terduga Darwin Nunez menyiram Mohamed Salah slot bonus new member 100 dengan sebotol sampanye. Bukan soal kemenangan atau selebrasi biasa, yang bikin geger adalah pilihan “korban” dan “senjata” yang di gunakan: Salah, seorang muslim taat, dan sampanye meskipun belakangan di konfirmasi non-alkohol.
Video berdurasi kurang dari satu menit itu cepat menyebar di media sosial. Dari TikTok, X (dulu Twitter), hingga Instagram, rekaman tersebut memicu berbagai reaksi panas. Apalagi, ekspresi Salah yang tampak tidak nyaman memperkuat dugaan bahwa ini bukan bagian dari perayaan yang di sepakati.
Kronologi Nunez Siram Mohamed Salah Pakai Sampanye
Banyak yang langsung menyerbu kolom komentar dengan kemarahan, mengira Nunez menyiram Salah dengan minuman beralkohol. Warganet berteriak soal “ketidaksensitifan”, “tidak menghargai keyakinan”, bahkan menyebutnya sebagai bentuk penghinaan agama.
Namun tak butuh waktu lama untuk pihak klub dan beberapa media mengklarifikasi bahwa sampanye yang di gunakan adalah versi non-alkohol, sebuah varian sparkling wine yang sering di gunakan dalam selebrasi olahraga agar tetap inklusif. Tapi tenang saja, bukan berarti reaksi publik ikut mereda.
Di tengah klarifikasi tersebut, justru muncul perdebatan baru: apakah pantas menyiram seseorang dengan botol bertuliskan “champagne” meskipun isinya non-alkohol, terlebih kepada figur publik muslim seperti Salah? Netizen pun terpecah: ada yang membela Nunez, ada yang mengecam, dan ada juga yang menyalahkan Salah karena tidak segera bereaksi lebih tegas di tempat.
Baca Berita Lainnya Juga Hanya Di pinoybasketball.net
Salah, Simbol Keislaman di Dunia Bola
Mohamed Salah bukan hanya pemain andalan Liverpool. Dia telah menjadi simbol penting bagi representasi umat Islam di dunia sepak bola. Tindak-tanduknya di lapangan dan luar lapangan selalu di sorot mulai dari sujud syukur setelah gol, puasa di bulan Ramadan, hingga penolakannya untuk terlibat dalam iklan produk alkohol.
Maka tak heran jika banyak fans merasa aksi Nunez meski tak bermaksud jahat di anggap “kurang ajar” dan “tidak peka”. Salah satu pengguna X menulis: “Kita bukan marah karena cairan itu haram. Kita marah karena simbolnya jelas. Apa susahnya pakai air atau soda biasa?”
Tagar #RespectSalah dan #NunezOut bahkan sempat menjadi trending di beberapa negara, menunjukkan betapa sensitif dan dalamnya reaksi publik terhadap peristiwa slot gacor hari ini.
Nunez Bungkam, Klopp Turun Tangan
Darwin Nunez sendiri belum memberi komentar resmi. Namun dalam sebuah wawancara singkat, pelatih Liverpool Jurgen Klopp sempat menyebutkan bahwa “tidak ada niat buruk” dalam insiden itu, dan bahwa “semua pemain dalam ruang ganti memahami batas masing-masing.”
Namun publik tak sepenuhnya puas dengan pernyataan Klopp. Mereka menginginkan permintaan maaf terbuka dari Nunez, atau minimal pernyataan klarifikasi dari Salah sendiri yang hingga kini tetap memilih bungkam. Sikap diamnya ini malah memancing lebih banyak spekulasi: Apakah Salah diam karena menjaga suasana tim? Atau karena sebenarnya kecewa berat?
Perayaan yang Berujung Kecanggungan
Insiden ini memunculkan pertanyaan baru soal bagaimana perayaan kemenangan dalam dunia sepak bola seharusnya di kemas. Di era yang semakin sadar akan keberagaman, publik menuntut perayaan yang inklusif tidak hanya untuk minoritas agama, tapi juga budaya.
Apalagi, ini bukan kali pertama Salah “terjebak” dalam momen tidak nyaman. Beberapa tahun lalu, ia pernah terlihat menghindari semprotan slot depo 10k sampanye saat perayaan juara Liga Champions, bahkan saat seluruh tim tampak larut dalam euforia.
Sekali lagi, peristiwa ini menunjukkan bahwa dalam dunia yang serba terekam kamera dan viral dalam hitungan detik, satu botol bisa menimbulkan badai. Dan meskipun botol itu tak mengandung alkohol, efeknya tetap saja memabukkan setidaknya bagi netizen yang tak pernah kehabisan bahan untuk terbakar emosi.